Saturday, July 1, 2017

Referensi Buku Goosebumps - Boneka Hidup Beraksi


Judul Buku                  : Goosebumps – Boneka Hidup Beraksi
Pengarang                    : R.L. Stine
Penerbit                       : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                       : Kelima
Tahun Terbit                : 1999
Jumlah Halaman          : 160 hlm

            Robert Lawrence Stine adalah pengarang buku anak-anak dan remaja paling laris dalam sejarah. Pencipta seri Goosebumps, Nightmare Room, dan Fear Street ini lahir di Columbus, Ohio. Setelah lulus dari Ohio State University, Stine pindah ke New York City dan menjadi editor di sejumlah majalah.
            Tahun 1986, Stine menulis Blind Date, novel horor pertamanya yang dibuat untuk pembaca dewasa.            R.L Stine ini mendapat penghargaan penulis terlaris kesatu di Amerika selama tiga tahun berturut-turut berkisar pada tahun 1994 hingga 1997. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa novel – novel yang ia buat selalu digemari para penggemar setianya. Seri Jalan Ketakutan menjadi novel terlaris pada zamannya yang terjual 80 juta eksemplar. Sedangkan selama hidupnya buku-buku R. L. Stine telah terjual lebih dari 400 juta eksemplar hingga tahun 2008. Namun kali ini seri dari Goosebumps – Boneka Hidup Berkasi yang juga tak kalah seru dan tentunya akan membuat kita merinding. Novel ini di terjemahkan oleh ahli bahasa bernama Diniarty Pandia dan diterbitkan oleh P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
            Tokoh utama cerita ini adalah Kris Powell dan saudara kembarnya Lindy Powell. Mereka berdua selalu bertengkar dan bersaing dalam segala hal. Cerita di mulai ketika Lindy Powell menemukan sebuah boneka ventriloquis ditempat sampah disamping rumahnya. Lindy yang sangat menyukai boneka menamainya “Slappy“ dan akhirnya selalu bersama dengan bonekanya sambil berpura-pura memubuat nya bergerak dan berbicara. Kris yang merasa iri dengan berbagai perhatian yang diberikan kepada saudara dan bonekanya itu pun akhirnya bertekad untuk mempunyai boneka sendiri.
            Tetapi hal-hal aneh mulai terjadi semenjak Kris mendapatkan bonekanya, boneka yang ia beri nama ‘Mr.Wood’ itu  mulai berpindah tempat, menghancurkan dapurnya pada pagi hari, membuat kusut seragam-seragam kris, sampai akhirnya iya berbicara sendiri saat saudaranya Lindy memegang boneka itu.
            Hal-hal aneh tersebut sempat membuat Kris tertekan, bahkan sampai gemetar dan tidak dapat tidur setiap malamnya, sampai akhirnya iya sadar bahwa itu semua adalah lolucon dari saudaranya Lindy yang sedikit kesal karena Kris dianggap menirunya. Kris yang sebenarnya sangat kesal terhadap perbuatan saudara kembarnya yang kelewatan itu dilain pihak juga merasa sangat lega karena berpikir iya akan kembali ke kehidupanya yang normal seperti dulu, tetapi sayangnya hal itu tidak terjadi, hal-hal aneh tetap saja terjadi pada boneka Kris bahkan saat Lindy tidak ada dirumahnya.
            Hal-hal aneh tersebut terjadi setelah Kris secara tidak sengaja membaca sebuah kata – kata aneh yang ia temukan di saku baju Mrr.Wood. Hal- hal aneh itu  bahkan semakin parah, karena boneka tersebut selalu menghina siapa saja dengan kata – kata yang kasar di setiap pertunjukan boneka Kris. Dan akhirnya puncak kejadian mengerikan tersebut terjadi pada pertunjukan bonek Kris di konser musim semi di sekolahnya, Mr.Wood menghina panitia konser dengan kata – kata yang tajam, lalu menyemburkan cairan hijau berbau busuk yang entah dari mana datangnya.
            Baru lah pada malam hari setelah kejadian mengerikan tersebut Kris dan Lindy menemukan Mr.Wood berjalan – jalan hidup di rumahnya. Boneka itu bahkan mengancam akan menyakiti orang-orang bila Kris dan Lindy tidak mau menjadi budaknya. Berbagai cara telah mereka lakukan untuk membunuh boneka itu namun semuanya gagal. Barulah pada akhirnya mereka berhasil membunuh boneka itu dengan cara membawanya ke bawah mesin penggiling besar yang meratakan tanah di sebelah rumah mereka. Mereka merasa lega karena berpikir akhirnya semua masalah selesai, tetapi tidak. Cerita ini berakhir mengambang tepat saat mereka kembali ke rumah setelah menghancurkan Mr.Wood, dengan ekspresi terkejut Kris saat tanganya dipegang oleh boneka Lindy yang ternyata juga hidup.
            Cerita ini menarik karena memiliki alur cerita yang tidak terduga, mulai dari awal, tengah, sampai akhir cerita. Meskipun begitu, gaya bahasa dari cerita ini sangat mudah bagi pembaca, sehingga pembaca dapat mengikuti alur cerita dengan baik. Cerita di novel ini terbagi menjadi 24 chapter, sehingga memudahkan pembaca yang membaca novel ini sedikit demi sedikit.
            Ciri khas dari cerita di novel ini  adalah akhir yang mengambang atau menakutkan disetiap akhir chapternya. Bahasa yang di gunakan di cerita ini merupakan bahasa indonesia yang diterjemahkan dari bahasa Inggris. Tetapi sayangnya ada beberapa kata yang tidak diterjemahkan karena dirasa penerjemah merupakan kata – kata umum yang diketahui semua orang. Namun seharus nya penerjemah  menerjemahkan saja karena ditakutkan ada orang yang tak mengerti bahasa Inggris sedikitpun. Selain itu terdapat juga istilah – istilah sulit seperti Ventriloquis yang tidak dijelaskan oleh sang penerjemah, hal itu menyulitkan pembaca untuk memahami cerita ini.
Namun,  dibalik itu semua cerita ini benar – benar membawa pembaca kedalam ketegangan ceritanya, ceritanya pun tetap menarik dibaca oleh orang dewasa walau pun ditunjukan untuk anak – anak karena gaya bahasanya yang umum. Buku ini pun sangat bermanfaat karena selain menghibur anak – anak,  novel ini juga dapat menginspirasi para pembaca dewasa untuk membuat cerita novel yang serupa sehingga dapat menjadi pekerjaan baru bagi mereka yang tertarik.
Novel ini  merupakan rekomendasi yang bagus terutama bagi penggemar cerita horor dan bagi mereka yang  ingin mengenal cerita – cerita horor. Novel ini juga dapat menjadi rekomendasi bagi mereka yang ingin menghabis kan waktu senggang mereka dengan membaca dan bagi mereka yang memiliki sedikit waktu luang, karena gaya ceritanya yang ringan dan mudah diingat karena dibagi menjadi beberapa chapter.

No comments:

Post a Comment