Pada
post sebelumnya telah dibahas mengenai ekologi dan ilmu lingkungan serta
perbedaannya, yaitu Ekologi yang merupakan salah
satu cabang ilmu biogi, yang mempelajari hubungan timbal balik, baik hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan/habitatnya, maupun hubungan
timbal balik makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya, sedangkan Ilmu
lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari penerapan
berbagai prinsip dan ketentuan dari ekologi tersebut ke dalam kehidupan manusia.
Pada Ilmu Lingkungan terdapat berbagai macam asas-asas didalam
perkembangannya, yaitu :
1.
Asas I, ‘Hukum Termodinamika I’
Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa "Jumlah kalor pada suatu
sistem adalah sama dengan perubahan energi di dalam sistem tersebut ditambah
dengan usaha yang dilakukan oleh sistem."
Dengan kata lain semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
Contoh : Kalori dan energi dalam bentuk makanan yang dimakan oleh
makhluk hidup diubah menjadi energi untuk bergerak, tumbuh, berkembang biak,
menjalankan proses metabolisme dan terbuang dalam bentuk panas.
2. Asas II,‘Hukum Termodinamika II’
Menyatakan bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari
suatu reservoir pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik, atau dengan kata lain Tak ada system pengubahan
energi yang betul- betul efisien.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup,
populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat
dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada
piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan
energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan
sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan
secara efisien (banyak terbuang).
3. Asas III,
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya
alam.
Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan
yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang
secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh :
a. Ruang yang
terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan
bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan
terganggu.
b. Keaneka-ragaman
juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies
semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang
dapat memusnahkan sumber makanannya.
4.
Asas IV, Semua kategori sumber alam, jika pengadaannya telah
maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber
alam sampai ke tingkat maksimum.
Asas IV tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai
batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan
sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau
tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus)
5.
Asas V, Sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang
penggunaan, dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan
6.
Asas VI, Individu dan spesies yang mempunyai lebih
banyak keturunan daripada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan
saingannya tersebut.
Dengan kata lain, kemampuan berkembang biak merupakan salah satu kunci
utama bertahan hidup.
7.
Asas VII,
Kemantapan pada keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan
yang mudah diramal.
Arti kata “mudah diramal” pada asas ini adalah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya.
8.
Asas VIII, Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson.
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson bergantung
kepada bagaimana lingkungannya yang khas (nicia) dalam lingkungan hidup
dapat memisahkan takson.
Lingkungan yang khas pada setiap kelompok taksonomi dapat membuat sebuah
keanekaragamaan pada suatu lingkungan tersebut kecil atau tidak. apabila
ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan
toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa
lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya
kecil.
9.
Asas IX, Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan
biomasa dibagi produktivitasnya.Terdapat
hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi. Efisiensi penggunaan aliran
energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas
organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
10. Asas X, Lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas adalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada lingkungan
fisik yang stabil. Dengan kata lain bila suatu makhluk hidup berada pada lingkungan yang stabil, maka perkembangan keanekaragamaan dari makhluk hidup tersebut akan meningkat seiring waktu.
11. Asas XI, Sitem yang telah mantap mengeksploitasi sistem yang belum mantap.
Artinya suatu makhluk hidup yang telah berada pada lingkungan yang stabil akan bertahan hidup lebih lama terhadap seleksi alam, dibandingkan makhluk hidup yang baru beradaptasi dengan lingkungannya.
Contoh : hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.
12. Asas XII, Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah stabil dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan.
Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi.
Sedangkan evolusi pada lingkungan yang stabil, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
13. Asas XIII, . Lingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
Artinya Lingkungan yang stabil dalam ekosistem yang telah stabil pula, akan menghasilkan kenaikan keanekaragamaan biologi serta kemudian akan menaikkan jumlah populasi meningkat lebih jauh.
14. Asas XIV, Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi tersebut.
Artinya Jumlah Populasi pada keturunan sebelumnnya akan mempengaruhi keteraturan naik-turunnya jumlah populasi yang akan datang.
10. Asas X, Lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas adalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada lingkungan
fisik yang stabil. Dengan kata lain bila suatu makhluk hidup berada pada lingkungan yang stabil, maka perkembangan keanekaragamaan dari makhluk hidup tersebut akan meningkat seiring waktu.
11. Asas XI, Sitem yang telah mantap mengeksploitasi sistem yang belum mantap.
Artinya suatu makhluk hidup yang telah berada pada lingkungan yang stabil akan bertahan hidup lebih lama terhadap seleksi alam, dibandingkan makhluk hidup yang baru beradaptasi dengan lingkungannya.
Contoh : hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.
12. Asas XII, Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah stabil dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan.
Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi.
Sedangkan evolusi pada lingkungan yang stabil, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
13. Asas XIII, . Lingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
Artinya Lingkungan yang stabil dalam ekosistem yang telah stabil pula, akan menghasilkan kenaikan keanekaragamaan biologi serta kemudian akan menaikkan jumlah populasi meningkat lebih jauh.
14. Asas XIV, Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi tersebut.
Artinya Jumlah Populasi pada keturunan sebelumnnya akan mempengaruhi keteraturan naik-turunnya jumlah populasi yang akan datang.
Itu lah Asas-asas
yang terdapat pada Ilmu Lingkungan tersebut, yang mempengaruhi keanekaragaman
hingga populasi makhluk hidup dalam suatu ekosistem.
Referensi :