Tuesday, June 27, 2017

Kumpulan Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa).
Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak terdapat nama penulis. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Berikut merupakan kumpulan pantun dengan berbagai kategori yang bisa digunakan sebagai referensi

Pantun Nasehat 

Apalah tanda batang 
Nipah Tumbuh di pantai, banyak pelepah 
Apalah tanda orang bertuah 
Elok perangai, hati pun rendah 

Apalah tanda kerang berisi 
Bila direbus kulitnya merekah 
Apalah tanda orang berbudi 
Bila bergaul suka merendah 

Orang Bintan memetik nangka 
Rasanya manis sedap dimakan 
Orang beriman berbaik sangka 
Mukanya manis, lakunya sopan 

Pulau Bintan di Selat Melaka
Dekatlah dengan Pulau Penyengat 
Kalau iman melekat didada 
Berat dan ringan tidak mengumpat

Pulau Bintan di Selat Melaka 
Tempat berkampung anak Melayu 
Kalau iman melekat didada 
Tak kan canggung kehilir- kehulu 

Pulau Bintan di Selat Melaka 
Tempat berhimpun perahu nelayan 
Kalau iman melekat didada 
Sifat penyantun, laku pun sopan

Pantun Jenaka

Pergi ke pasar naik onta
Membeli anting intan permata
Gak peduli situ udah tua
Yang penting saling mencinta

bunga melati bunga mawar
bunga mawar bunga melati
aduh pantun ini norak sekali

Mata genit beradu pandang
senyum adik menggoda abang
ayolah dik kita melayang
menuju negri jauh di sebrang

Makan sate di dalam oplet
petik jagung sama singkong
maaf nih gue lagi di toilet
ngetik pantun sambil nongkrong

Orang mudik bawa barang
pakai kain jatuh terguling
sudah senang dilirik orang
setelah sadar ternyata juling

pergi ke Bandung naik Taksi
naik taksi tak perlu bayar
sampai Bandung turun taksi
turun taksi baru bayar..kahkahkah

jalan jalan ke kota depok
nemuin uang segepok
ada apa dibalik tembok
ada nenek lagi cebok

Jalan-jalan ke pinggir empang
nemu sendok dipinggir empang
hati siapa tak bimbang
situ botak minta dikepang

Pantun Teka-Teki

Burung nuri burung gereja,
Terbang santai di tengah taman,
Cobalah cari wahai saudara,
Makin diisi semakin ringan?
(Jawabannya: Balon)

Mencari batu di tengah pasar,
Setelah pasar bubar semua,
Kalau situ mengaku pintar,
Hewan apa ekor di kepala?
(Jawabannya: Gajah)

Lina merenung suaranya sumbang,
Duduk bersantai dan sudah pasrah,
Ia berdengung namun bukan kumbang,
Punya belalai tapi bukan gajah?
(Jawabannya: Lebah)

Jika tuan menanam padi,
Jangan pula disambung-sambung,
Jika tuan bijak bestari,
Apa hewan tanduk di hidung?
(Jawabannya: Badak)

Menyala-nyala kukira api,
Jikalau api mana asapnya?
Hilang ghaib harusnya mati,
Kalau mati mana kuburnya?
(Jawabannya: Petir)

Membawa balok berisi batu,
Dibawa buruh disusun rapi,
Anaknya banyak ibunya satu,
Bila bersentuh berapi-api?
(Jawabannya: Korek Api)

sumber:
  • http://panduanseoku.blogspot.com/2014/07/kumpulan-contoh-pantun-terbaik-terlengkap.html
  • http://nettik.net/contoh-pantun-teka-teki-keren-beserta-jawabannya/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Pantun



No comments:

Post a Comment